Senin, 06 Januari 2020
Siska Ella Novita
Sharing Pengalaman Training di Malaysia
DAPAT BANYAK ILMU,
PUNYA PENGALAMAN BARU,
JUGA FASILITAS DAN UANG SAKU
SISKA ELLA NOVITA (21),
satu dari tiga mahasiswa D3
Perhotelan Akpar Majapahit (Akreditasi A) yang sedang menjalani training di
Grand Paragon Johor Bahru, Malaysia. Berikut, sharing pengalaman disajikan dengan gaya
bertutur:
“Sekarang baru satu bulan menjalani training. Saya akan menjalani training selama
enam bulan. Di sini saya merasa
senang. Pokoknya happy banget, ” tutur Siska, memulai cerita lewat WhatsApp, Kamis (26/12/2019) lalu.
Dari
dulu saya memang suka suasana baru. Tinggal di lingkungan baru, mengenal
dan berinteraksi dengan orang-orang baru, sekaligus bisa membangun relasi baru dan mendapat pengalaman
baru yang lebih seru.
Karena
itu, ketika ada tawaran training di Malaysia, saya excited banget. Gak pakai
mikir dua kali, kesempatan itu tidak saya sia-siakan. Langsung daftar untuk ikut.
Di
sini, (maksudnya
di tempat menjalani training) banyak sekali orang dari luar Malaysia. Ada dari Nepal, India, Myanmar
dan lain-lain. Kita jadi satu dan saling belajar memahami. Senang banget bisa mengenal
orang-orang baru. Semuanya baik dan saling peduli.
Kebetulan
saya bersama Melvin (juga mahasiswa Apar Majapahit) di tempatkan di main kitchen asian. Sementara teman saya yang satunya, Yusuf training di kitchen pastry. Kapten saya
di main kitchen langsung executive chef yang sehari-hari bekerja dengan Chef de
Partie.
Soal
disiplin tidak ada tawar menawar. Kita
harus sudah berada di kitchen 15 menit sebelum aktivitas dimulai. Hostel tempat saya menginap jaraknya dekat
dengan hotel. Bisa ditempuh dengan jalan
kaki sekitar 1 menit.
Begitu
juga dengan tugas yang didelegasikan,
kita harus tanggap dan segera mengerjakan. Sebab, chef de Partie kalau memberi
perintah tidak akan mengulangi dua kali. Makanya kita harus serius dan
fokus. Awal-awalnya saya menjalani
training, sering kena marah atau lebih tepatnya kena teguran.
Saya
mengamati, kenapa dia marah? Pasti ada
sebabnya. Lama-lama saya paham bagaimana
seharusnya bersikap. Misalnya, saya dimarahin Chef de Partie saya langsung menyibukkan diri. Bila execituve
chef marah, saya minta maaf dan bergegas
mengerjakan tugas.
Setiap
tugas saya catat. Misalnya, bagaimana membuat nasi briani, bagaimana membuat
sambalnya dan makanan-makanan lainnya. Saya catat resep-resepnya. Dengan
demikian ketika ada order saya bisa langsung mengerjakan.
Saran
saya, training di luar negeri dijadikan program wajib dari kampus. Tidak rugi
training di luar negeri karena banyak sekali ilmu dan pengalaman yang kita
dapat. Fasilitas yang kita dapat juga
sangat banyak.
Tempat
tinggal gratis di hostel, makan di hotel
3 kali sehari, dapat hak cuti 7 kali
dalam 6 bulan, gratis berobat ke dokter dan kita dapat uang saku selama
training sebesar 500 ringgit per bulan (sekitar Rp 1,6 juta).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar